Expedition

Wali Kota Tidak Mau Depok di-Bully Seperti Bekasi


AKHIR-akhir ini media sosial (medos) diramaikan dengan ejekan (bully) netizen kepada Bekasi. Sebab, wilayah tersebut dianggap panas. Belum lagi kemacetan di sana yang semakin parah setiap harinya.

Kondisi Bekasi itu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kota penyangga ibu kota lainnya yakni Depok. Kemacetan juga selalu terjadi setiap akhir pekan.

Namun, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, tidak Ingin Depok di-bully seperti Bekasi. Dia juga mengaku enggan membandingkan antara satu kota dengan kota lainnya.

"Saya tidak pada posisi ini, tak ingin masuk ke isu-isu komparasi," tegasnya di Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas, Selasa (14/10/2014).

Nur Mahmudi menyatakan Pemkot Depok memiliki solusi dan upaya untuk membenahi kemacetan di sana. Pertama adalah penataan penertiban kawasan Margonda dan membangun drainase juga trotoar hingga jembatan penyeberangan orang (JPO). "Pelaku bisnis diminta mundur 10 meter agar tak terkesan kumuh di Margonda," jelasnya.

Sementara itu, di kawasan Sawangan-Bojongsari, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah membuat detail engineering design (DED) untuk melebarkan jalan menjadi 30 meter dengan mempersiapkan jalur sepeda. Ia menuturkan bahwa anggaran proyek tersebut cukup bombastis yang dibutuhkan yakni mencapai Rp2 triliun.

"Doakan kami dananya cukup untuk pembebasan lahan. Tahun 2015, ajukan bantuan gubernur itu kan jalan kota, agak susah untuk pembebasan lahan, jadi nanti (Jalan) Tole Iskandar pun dilebarkan," tegasnya.
Share on Google Plus

Related Article you might see:

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :

Post a Comment